Pengendalian mutu tekstil pada dasarnya bertujuan untuk
memenuhi dan mengendalikan produksi tekstil yang bermutu tinggi. Pengendalian
mutu dilakukan dengan mengevaluasi hasil produksi melalui batasan-batasan
toleransi yang diberikan pembeli. Untuk melakukan evaluasi dibutuhkan beberapa
instrumen sebagai alat ukur kualitas tekstil.
Evaluasi pada produk jadi
busana dilakukan melalui aspek standar pengukuran, standar warna, standar
corak, standar kekuatan jahitan, standar berat, standar susut dan lain-lain.
Ada beberapa cara untuk mengevaluasi tekstil, diantaranya :
1. Secara visual
Metode ini biasanya dilakukan oleh pembeli
dalam jumlah kecil. Metode ini dilakukan dengan cara dillihat, dipegang,
diraba, diremas, diterawang, dibentang dan lain sebagainya untuk mengetahui
kualitas suatu bahan. Teknik ini hanya mengandalkan kemampuan panca indra,
tanpa alat ukur, sehingga hasilnya tidak terukur. Keabsahan metode uji ini
dipengaruhi oleh pengalaman si penguji.
2. Metode uji lab
Metode uji lab adalah metode yang
digunakan oleh produsen untuk menentukan kualitas produksinya. Metode evaluasi
ini memberikan hasil yang valid, karena ada standar pengujian, alat pengujian,
dan ruang pengujian yang telah di standarkan seperti ISO, SNI, BS, dan
lainn-lain, sehingga hasil pengujiannya terukur.
Metode uji lab di bagi menjadi
2, yaitu :
1) Evaluasi secara fisika dan
2) evaluasi secara kimia.
Evaluasi metode uji lab pada produk tekstil dilakukan pada
beberapa aspek, diantaranya evaluasi pada serat, benang, kain dan produk jadi.
1. Evaluasi serat pada bahan tekstil
umumnya dilakukan untuk mengidentifikasi jenis serat (kualitatif) dan atau
untuk mengetahui komposisi serat (kuantitatif) pada bahan tekstil. Mutu serat
dapat dilihat dari panjang, kekuatan tarik dan mulur.
Tugas PPGJ Tata Bulan Uniked 2018
Tugas PPGJ Tata Bulan Uniked 2018
2. Evaluasi mutu benang diantaranya dengan
kerataan benang, kehalusan benang, nomer benang, kekuatan benang dan penyusutan
benang.
3. Evaluasi
kain untuk bahan busana dilakukan dengan visual manual atau dengan fabric
inspektion machine serta pengujian teknis seperti kekuatan kain, ketahanan
luntur warna dan lainnya yang diperlukan.
Pemeriksaan kain atau bahan utama
meliputi :
Handling
: pegangan pada kain.
Grade
: klasifikasi kain berdasarkan standar point yang berlaku.
Density
: jumlah helai benang tiap satu inci, baik terhadap arah
lusi ataupun arah pakan.
Bowing
: Penyimpangan sudut yang terjadi antara arah panjang kain dan arah lebar kain.
Fastness : Ketahanan kain terhadap pengaruh factor perlakuan fisik dan kimia.
numpang promote ya min ^^
BalasHapusHayyy guys...
sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
di DEWAPK agen terpercaya di tunggu lo ^_^