Definisi
Pola merupakan potongan-potongan kertas yang berupa prototipe bagian-bagian pakaian atau produk jahit menjahit. Pola dijadikan contoh agar tidak terjadi kesalahan sewaktu menggunting kain.
Pengertian pola dalam bidang jahit menjahit adalah potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian.
Pola dapat juga dikatakan sebagai jiplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, jiplakan bentuk badan ini disebut pola dasar.
Pola konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan si pemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dari pada pola standar disamping itu juga memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai.
Pola dasar pakaian wanita terdiri dari:
a) Pola dasar badan muka dan belakang (pola badan bagian atas, dari bahu hingga pinggang)
b) Pola dasar rok muka dan belakang (pola badan bagian bawah, dari pinggang hingga lutut atau mata kaki)
c) Pola dasar lengan (dari bahu terendah hingga siku atau pergelangan tangan)
d) Pola dasar gaun (pola badan atas yang disatukan dengan pola badan bawah)
Secara umum macam-macam sistem atau metode pembuatan pola dasar busana secara konstruksi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pola dasar metode Soen
b) Pola dasar J.H. Meyneke
c) Pola dasar Dressmaking
d) Pola dasar Danckaerts
e) Pola dasar Charmant
f) Pola dasar Cuppens Geurs
g) Pola dasar Bunka
Masing-masing pola tersebut di atas memiliki beberapa perbedaan baik dari ukuran yang diperlukan maupun pembuatan pola dasar itu sendiri. Penentuan perhitungan matematis juga memiliki beberapa perbedaan
Pola Dasar Metode Soen
Pola dasar sistem Soen terdiri atas badan muka dan belakang yang digambar menyatu dengan letak badan muka di sebelah kanan. Pola ini sesuai untuk orang gemuk dan untuk membuat mantel.
Kebaikan dari pola ini adalah leher muka menghadap ke arah kanan, sehingga memudahkan dalam penambahan lidah.
Kekurangan dari pola ini adalah jika digunakan untuk model dengan jahitan pinggang maka harus dilakukan pengecekan pada pinggang lebih teliti supaya datar letaknya.
Pola Soen menggunakan 3 ukuran badan sehingga apabila pengukuran tidak benar maka mengakibatkan semua pecahan yang ada pada konstruksi salah.
Pola Dasar JH. Meyneke
Pola Meyneke terdiri atas badan muka dan belakang yang digambar menyatu dengan lipit kup cukup besar pada bahu. Serongnya bahu sering jatuh tidak tepat sehingga perlu dicek menggunakan ukuran control. Pada pola ini hasil kup terbaik dimana bentuk feminine kewanitaan nampak dengan baik mulai konstruksi dari bawah ke atas.
Pola Dasar Dressmaking
Pola Dressmaking merupakan pola dimana pola bagian depan dan belakang digambar terpisah, dimulai dari badan belakang. Pada pola Dressmaking lipit kup cukup untuk orang kurus dan sedang . Duduk baju dari hasil konstruksi ini cukup baik kecuali untuk orang yang buah dadanya besar. Pola ini sesuai untuk semua size baik model baju slack, longgar maupun baju dengan sisi lurus
Pola dasar Danckaerts
Sistem Danckaerts memiliki pola badan muka dan belakang bersatu berikut rok. Besar kup di bahu ditentukan 3cm ini cukup untuk orang kurus dan anak tanggung. Untuk wanita dengan buah dada besar ruang lipit kup yang terbentuk kurang. Pola ini pada bagian tengah muka jalannya miring
Pola dasar Charmant
Pola Charmant merupakan pola Wielsma yang ditambah lipit kup pada bahu 4cm. Ciri-ciri pola ini pada bagian tengah muka jalannya miring. Hasil kup untuk wanita berbadan besar cukup. Garis miring dari tengah muka ke bahu dan terus miring ke tengah belakang baik sekali untuk menentukan jatuhnya serong bahu, disebut ukuran control atau ukuran uji.
Pola dasar Cuppens Geurs
Pola Cuppens Geurs memiliki bentuk pola badan muka, badan belakang serta rok bersatu mulai konstruksi pada lingkar badan. Ciri-ciri pola ini di garis atas setelah lingkar badan dibagi tiga, sehingga ada dua garis tegak lurus sebagai pertolongan untuk menyerongkan bahu. Letak garis tengah muka miring, rok sudah terpecah dua seperti model dengan garis hias prinses, lurus dari bahu ke bawah.
Pola dasar Bunka
Pola dasar konstruksi sistem Bunka adalah salah satu sistem membuat pola dasar yang memiliki kelebihan tersendiri pada pembuatannya, yaitu dengan menggunakan tiga ukuran sudah dapat digunakan untuk membuat pola dengan menggunakan pola dasar sistem Bunka dapat menyesuaikan semua bentuk badan, dari pendek gemuk, tinggi gemuk, pendek kurus, tinggi gemuk
Selain pola dasar konstruksi yang di atas, dikenal juga pola dasar system sederhana atau ada juga yang menyebutnya dengan pola dasar praktis.
Pola merupakan potongan-potongan kertas yang berupa prototipe bagian-bagian pakaian atau produk jahit menjahit. Pola dijadikan contoh agar tidak terjadi kesalahan sewaktu menggunting kain.
Pengertian pola dalam bidang jahit menjahit adalah potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian.
Pola dapat juga dikatakan sebagai jiplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, jiplakan bentuk badan ini disebut pola dasar.
Pola konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan si pemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dari pada pola standar disamping itu juga memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai.
Pola dasar pakaian wanita terdiri dari:
a) Pola dasar badan muka dan belakang (pola badan bagian atas, dari bahu hingga pinggang)
b) Pola dasar rok muka dan belakang (pola badan bagian bawah, dari pinggang hingga lutut atau mata kaki)
c) Pola dasar lengan (dari bahu terendah hingga siku atau pergelangan tangan)
d) Pola dasar gaun (pola badan atas yang disatukan dengan pola badan bawah)
Secara umum macam-macam sistem atau metode pembuatan pola dasar busana secara konstruksi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pola dasar metode Soen
b) Pola dasar J.H. Meyneke
c) Pola dasar Dressmaking
d) Pola dasar Danckaerts
e) Pola dasar Charmant
f) Pola dasar Cuppens Geurs
g) Pola dasar Bunka
Masing-masing pola tersebut di atas memiliki beberapa perbedaan baik dari ukuran yang diperlukan maupun pembuatan pola dasar itu sendiri. Penentuan perhitungan matematis juga memiliki beberapa perbedaan
Pola Dasar Metode Soen
Pola dasar sistem Soen terdiri atas badan muka dan belakang yang digambar menyatu dengan letak badan muka di sebelah kanan. Pola ini sesuai untuk orang gemuk dan untuk membuat mantel.
Kebaikan dari pola ini adalah leher muka menghadap ke arah kanan, sehingga memudahkan dalam penambahan lidah.
Kekurangan dari pola ini adalah jika digunakan untuk model dengan jahitan pinggang maka harus dilakukan pengecekan pada pinggang lebih teliti supaya datar letaknya.
Pola Soen menggunakan 3 ukuran badan sehingga apabila pengukuran tidak benar maka mengakibatkan semua pecahan yang ada pada konstruksi salah.
Pola Dasar JH. Meyneke
Pola Meyneke terdiri atas badan muka dan belakang yang digambar menyatu dengan lipit kup cukup besar pada bahu. Serongnya bahu sering jatuh tidak tepat sehingga perlu dicek menggunakan ukuran control. Pada pola ini hasil kup terbaik dimana bentuk feminine kewanitaan nampak dengan baik mulai konstruksi dari bawah ke atas.
Pola Dasar Dressmaking
Pola Dressmaking merupakan pola dimana pola bagian depan dan belakang digambar terpisah, dimulai dari badan belakang. Pada pola Dressmaking lipit kup cukup untuk orang kurus dan sedang . Duduk baju dari hasil konstruksi ini cukup baik kecuali untuk orang yang buah dadanya besar. Pola ini sesuai untuk semua size baik model baju slack, longgar maupun baju dengan sisi lurus
Pola dasar Danckaerts
Sistem Danckaerts memiliki pola badan muka dan belakang bersatu berikut rok. Besar kup di bahu ditentukan 3cm ini cukup untuk orang kurus dan anak tanggung. Untuk wanita dengan buah dada besar ruang lipit kup yang terbentuk kurang. Pola ini pada bagian tengah muka jalannya miring
Pola dasar Charmant
Pola Charmant merupakan pola Wielsma yang ditambah lipit kup pada bahu 4cm. Ciri-ciri pola ini pada bagian tengah muka jalannya miring. Hasil kup untuk wanita berbadan besar cukup. Garis miring dari tengah muka ke bahu dan terus miring ke tengah belakang baik sekali untuk menentukan jatuhnya serong bahu, disebut ukuran control atau ukuran uji.
Pola dasar Cuppens Geurs
Pola Cuppens Geurs memiliki bentuk pola badan muka, badan belakang serta rok bersatu mulai konstruksi pada lingkar badan. Ciri-ciri pola ini di garis atas setelah lingkar badan dibagi tiga, sehingga ada dua garis tegak lurus sebagai pertolongan untuk menyerongkan bahu. Letak garis tengah muka miring, rok sudah terpecah dua seperti model dengan garis hias prinses, lurus dari bahu ke bawah.
Pola dasar Bunka
Pola dasar konstruksi sistem Bunka adalah salah satu sistem membuat pola dasar yang memiliki kelebihan tersendiri pada pembuatannya, yaitu dengan menggunakan tiga ukuran sudah dapat digunakan untuk membuat pola dengan menggunakan pola dasar sistem Bunka dapat menyesuaikan semua bentuk badan, dari pendek gemuk, tinggi gemuk, pendek kurus, tinggi gemuk
Selain pola dasar konstruksi yang di atas, dikenal juga pola dasar system sederhana atau ada juga yang menyebutnya dengan pola dasar praktis.
Pola Dasar Sistem Sederhana.
Pola dasar sistem
sederhana disebut juga dengan pola praktis adalah pola dasar yang cara
pembuatannya mudah dan sederhana. Pola ini sesuai digunakan untuk pemula yang
baru belajar membuat pola busana, karena langkah pembuatannya yang mudah
diikuti dan tingkat kesulitannya yang rendah. Hal ini membuat pola dasar sistem
sederhana banyak digunakan oleh kalangan masyarakat umum yang mempunyai hobi
menjahit busana.
Komentar
Posting Komentar