Perawatan mesin jahit
dilakukan untuk memelihara mesin jahit agar selalu dalam keadaan baik dan siap
dipakai. Ada dua jenis perawatan mesin jahit, yaitu :
1.
Perawatan bersifat preventif, yaitu
untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba pada
saat mesin digunakan.
1. Perawatan preventif
dibedakan sebagai berikut :
a.
Perawatan rutin, yaitu kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setiap hari. Seperti membersihkan
debu, sisa-sisa benang dan potongan kain yang mungkin terangkut, atau
meletakkan sehelai kain diantara gigi penyuap dan sepatu mesin untuk mencegah
karat dan sebagainya.
b.
Perawatan periodik, yaitu kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala, misalnya setiap seminggu sekali
atau setiap 100 jam kerja mesin. Perawatan ini meliputi pengontrolan dan
pengisian minyak mesin, penyetelan baut, mur dan roda gigi.
22. Perawatan bersifat insidentil/korektif,
yaitu perawatan yang bersifat reparasi, dilakukan untuk memperbaiki alat yang
rusak. Perawatan insidentil dapat berupa :
a.
Membongkar dan memasang rumah sekoci
b.
Membersihkan gigi mesin
c.
Membetulkan tali mesin
Tips merawat mesin jahit
agar awet dan tahan lama :
a.
Setelah selesai menjahit, segera
bersihkan mesin jahit dari sisa benang dan potongan kain dengan menggunakan
kuas kecil
b.
Berilah minyak khusus mesin jahit pada
bagian-bagian yang sering bergerak dan saling bergesekan untuk mencegah
aus dan tidak macet
c.
Tiang jarum harus selalu dalam keadaan
lurus. Tiang jarum yang bengkkok menandakan kelalaian pemakai mesin
d.
Bersihkan mesin setiap kali selesai
digunakan dengan menggunakan kain kering
Cara memperbaiki mesin
jika terjadi kerusakan ringan, JIKA :
1. Mesin macet dan bersuara /
berisik
Penyebab : mesin jarang
diberi minyak pelumas, terjadi gumpalan benang yang menumpuk pada bagian bawah
Solusi : mesin dibersihkan
secara berkala atau setiap minggu dengan memberi minyak pelumas mesin dan
disikat untuk membersihkan sisa-sisa kain, benang dan debu.
2. Hasil jahitan
loncat-loncat
Penyebab : pemilihan jarum
yaitu jenis jarum tidak sesuai dengan tipe mesin, nomor jarum, jarum dalam
kondisi baik (runcing)
Solusi : ganti jarum yang
sesuai dengan tipe mesin, ketebalan kain dan gunakan jarum yang masih bagus
3. Benang jahitan atas sering
putus
Penyebab : kualitas benang
yang tidak baik, pemasangan jarum yang tidak benar dan tegangan benang atas
terlalu kuat.
Solusi : mengganti benang
dengan kualitas yang baik, menyesuaikan nomor benang dengan nomor jarum yang
akan digunakan, setel kembali rumah sekoci
dan kendurkan tegangan dengan memperhatikan keseimbangan dengan benang
jahit bawah, tarik
kain ke arah belakang mesin jahit.
4. Benang jahit bawah sering
putus
Penyebab : penggulungan
benang pada spul kurang rata, pemasangan spul pada sekoci kurang tepat,
tegangan baut sekoci terlalu kencang.
Solusi : keluarkan spul dari sekoci dan
diperiksa posisi arah benang kemudian spul dipasang kembali pada sekoci dengan
benar. Sebaiknya arah benang diperhatikan
5. Jarum mudah patah
Penyebab : karena
pemasangan jarum tidak tepat, jarum membentur sepatu mesin, jenis bahan dan
jarum tidak sesuai (Misal: bahan tebal jarum terlalu kecil).
Solusi :perhatikan
pemasangan jarum, hindari menarik bahan saat menjahit dan menyesuaikan jenis
bahan dengan jarum.
6. Tegangan benang kendur
Penyebab : tegangan benang
terlalu kuat, pemasangan benang tidak sesuai alur, jarum terlalu besar untuk
jenis kain yang digunakan dan pengaturan setikan terlalu panjang.
Solusi : memasang benang
sesuai alur, memperhatikan pemilihan jarum dan pengaturan setikan disesuaikan
dengan jenis bahan.
Komentar
Posting Komentar