Langsung ke konten utama

Bundeling dan Numbeing

Bundling adalah proses pengikatan dan pemberian keterangan/informasi atau data pada komponen-komponen pakaian sesuai dengan bagiannya sesudah dilakukan pemotongan bahan. Tujuan bundling adalah untuk mempermudah membedakan bagian-bagian potongan komponen pakaian maupun size. Contoh urutan proses bundling bahan kemeja / celana :

a. Proses Bundling
1) Ambil hasil dari proses pemotongan bahan pada setiap komponen pola kemeja/celana, lalu bundel secara langsung untuk menyatukan komponen tersebut agar tidak tercampur dengan komponen lainnya.

2) Dari bendel-bendel tersebut selanjutnya lakukan pengelompokan komponenkomponen pola per size dengan jumlah tertentu misalnya setiap 150-an lembar menjadi 1 bendel. Kemudian setiap bendel beri identitas dengan tiket bundling.
Contoh keterangan stiker bundling
Style : diisi dengan kode model, kategori produk
Size : diisi ukuran komponen pola
Tahap : diisi sesuai urutan proses pemotongan
Bendel : diisi urutan bendel komponen pola
No seri : diisi urutan lapisan / tumpukan
Jumlah : diisi jumlah total dalam1bendel
Komponen : diisi nama komponen pola
Warna : diisi warna / motifkain

b. Proses Numbering
Numbering adalah proses pemberian nomor pada bagian komponen– komponen pola sesuai dengan urutannya saat penggelaran kain lembar demi lembar menjadi tumpukan banyak, misal 150 lembar setiap tumpukan. Berarti pola kemeja body belakang sebanyak 150 lembar, maka harus di beri nomor dari lembar 1 s.d. 150. Ini dilakukan pada setiap komponen.
Tujuan dari proses numbering adalah :
1) Memudahkan memilih panel / komponen pada proses sewing,
2) Menghindari shading antara komponen yang satu dengan yang lainnya,
3) Menghindari tertukarnya ukuran komponen, jadi setiap satu ukuran garment akan dirakit dengan komponen tetap pada satu layer,
4) Mengidentifikasi size label pada proses jahit.
5) Numbering bisa menggunakan sticker atau cap tinta




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENYELESAIAN TEPI BUSANA : DEPUN, SERIP, ROMPOK DAN KELIM

P enyelesaian tepi pakaian adalah salah satu teknik menjahit yang bertujuan untuk menghasilkan produk busana yang berkualitas, rapi dan indah. Penyelesaian tepi pakaian dapat berupa depun, serip, rompok dan kelim. 1 D epun adalah penyelesain tepi yang letaknya berada pada bagian dalam/buruk busana dengan lapisan bentuk atau kumai serong. Depun digunakan untuk menyelesaikan tepi pakaian seperti garis leher dan kerung lengan agar tidak bertiras dan lebih rapi. Bahan yang digunakan untuk depun haruslah bahan yang sama dengan bahan utama. Pembuatan depun dibagi menjadi 2, ada yang disambung dengan vuring ada yang tidak. Depun yang tidak disambung dengan vuring diselesaikan dengan jahit tangan menggunakan sum sembunyi.  S erip adalah penyelesaian tepi yang letaknya berada pada bagian luar / baik busana. Serip digunakan untuk menyelesaikan pinggiran busana seperti garis leher, kerung lengan, ujung lengan atau ujung rok.   Selain digunakan untuk menyelesaikan pinggiran busana s...

Macam-macam Pola Dasar Teknik Konstruksi

Definisi Pola merupakan potongan-potongan kertas yang berupa prototipe bagian-bagian pakaian atau produk jahit menjahit. Pola dijadikan contoh agar tidak terjadi kesalahan sewaktu menggunting kain. Pengertian pola dalam bidang jahit menjahit adalah potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian. Pola dapat juga dikatakan sebagai jiplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, jiplakan bentuk badan ini disebut pola dasar. Pola  konstruksi  adalah  pola  dasar  yang  dibuat  berdasarkan ukuran badan si pemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dari pada pola standar disamping itu juga memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai. Pola dasar pakaian wanita terdiri dari: a) Pola d...

Bahan Pelapis dalam Pembuatan Busana

Bahan Pelapis Bahan pelapis yang digunakan pada industri garmen dapat disejajarkan dengan alat, yang mana berpengaruh terhadap pembentukan pakaian/busana yang bermutu.   Bahan Pelapis ( underlying ) adalah bahan tambahan yang terletak di bawah bahan utama yang fungsinya antara lain untuk membentuk, menopang kain, menjaga tetap kuat dari gesekan, lipatan, tekanan dan tahan rendaman. Juga untuk memberi rasa nyaman saat pemakaian seperti memberi rasa sejuk, hangat dan menghindari rasa gatal. Dalam pembuatan busana bahan pelapis digolongkan  menjadi 4 jenis yaitu lapisan bawah ( Underlining ), lapisan dalam ( Interfacing ), lapisan antara ( Interlining ) dan bahan pelapis ( lining ) yang biasa disebut furing ( Lining ). Masing-masing mempunyai fungsi yang khusus mempengaruhi penampilan sebuah pakaian/busana. Macam-macam penempatan pelapis dalam sebuah busana      keterangan :               a. Bahan u...