Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :
a) Latar belakang budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
b) Ikatan kelompok atau group
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
c) Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
d) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
e) Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.
Unsur-unsur Komunikasi
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara lain:
a) Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.
b) Komunikan
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
c) Media
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya
d) Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi
e) Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Tujuan Komunikasi Efektif
Fungsi Komunikasi Efektif
Dengan berkomunikasi, kita dapat menjalin hubungan, saling pengertian dengan orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:
a) Fungsi informasi.
Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
b) Fungsi ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
c) Fungsi kontrol.
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
d) Fungsi sosial.
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
e) Fungsi ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
Hambatan dalam Komunikasi Efektif
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah:
a) Status effect (status sosial)
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
b) Semantic Problems ( masalah bahasa)
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
c) Perceptual distorsion (perbedaan cara pandang)
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
d) Cultural Differences (perbedaan budaya)
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
e) Physical Distractions ( gangguan fisik)
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
f) Poor choice of communication channels ( gangguan komunikasi)
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
g) No Feed back ( tidak ada respon dan tanggapan)
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia.
Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Saat berkomuniksi secara lintas budaya, maka pesan haruslah bersikap etis, dengan menerapkan 4 prinsip dasar yaitu:
a) Secara aktif mencari kesesuaian untuk memperoleh pemahaman bersama
b) Tidak boleh ada prasangka ataupun penilaian secara terburu-buru
c) Menunjukkan rasa hormat kepada budaya lain yang berbeda
d) Mengirim pesan secara jujur.
Pentingnya Komunikasi Antar Budaya
a) Budaya yang berbeda di tempat kerja
Sebagai contoh, Budi seorang karyawan yang berasal dari Sleman Yogjakarta suku Jawa (budaya Jawa), di perusahaan tersebut ia akan berinteraksi dengan Daniel seorang dari suku Batak yang menganut budaya batak, Budaya keduanya berbeda, di mana Orang yang berasal dari suku Batak relatif berterus terang, bicara dengan volume lebih keras dan sulit dibedakan antara marah dengan bercanda. Sedangkan orang yang dari budaya Jawa tersebut kurang berterus terang dan berbicara dengan volume lebih pelan.
Contoh lain Yayuk karyawan P & G Jakarta, dengan demikian Yayuk harus berkomunikasi dengan rekan kerjanya yang berasal dari Amerika. Dalam hubungan kerjanya, seperti dalam rapat, diskusi, pembuatan laporan, kooordinasi akan terjadi perbedaan bahasa. bahkan ketika perbedaan bahasa sudah dapat diatasi, ia masih menghadapi perbedaan budaya.
Dalam kasus ini apa yang perlu dipersiapkan seorang pekerja yang bekerja di perusahaan multinasional? Pertama, harus memahami bahasa yang dipahami oleh karyawan lain. Selain bahasa, yang perlu dipersiapkan yaitu pemahaman budaya, sehingga dapat membantu kelancaran kerja. Karena budaya satu akan berbeda dengan budaya yang lain. Contoh, orang Indonesia terbiasa menanyakan apakah lawan bicaranya “sudah menikah atau belum dan sudah punya anak atau belum atau berapa anaknya?”. Sementara pertanyaan seperti itu untuk orang Amerika dan Eropa merupakan hal yang tidak pantas ditanyakan.
b) Aspek Non Verbal
Perbedaan aspek non verbal menjadi salah satu pembeda budaya satu dengan budaya lain. Oleh karena itu memaknai pesan non verbal tidak bisa hanya berdasar dari pemahaman akan budayanya sendiri. Ada beberapa aspek non verbal yang ditunjukkan pada saat berkomunikasi, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dalam konsep jarak dan bahasa tubuh.
Konsep Jarak: seberapa dekat seseorang harus berada dari orang lain dalam proses komunikasi.
Bahasa Tubuh: Dalam proses komunikasi bahasa tubuh akan melengkapi atau mempertegas bahasa verbal. Namun dalam kasus dimana lawan bicara memang menggunakan bahasa tubuh dalam berkomunikasi, tuna wicara atau peserta komunikasi tidak mempunyai pemahaman bahasa yang sama, maka satu-satunya jalan hanya dengan memahami bahsa tubuh.
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :
a) Latar belakang budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
b) Ikatan kelompok atau group
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
c) Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
d) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
e) Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.
Unsur-unsur Komunikasi
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara lain:
a) Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.
b) Komunikan
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
c) Media
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya
d) Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi
e) Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Tujuan Komunikasi Efektif
- Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan.
- Agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seimbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
Fungsi Komunikasi Efektif
Dengan berkomunikasi, kita dapat menjalin hubungan, saling pengertian dengan orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:
a) Fungsi informasi.
Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
b) Fungsi ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
c) Fungsi kontrol.
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
d) Fungsi sosial.
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
e) Fungsi ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
Hambatan dalam Komunikasi Efektif
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah:
a) Status effect (status sosial)
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
b) Semantic Problems ( masalah bahasa)
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
c) Perceptual distorsion (perbedaan cara pandang)
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
d) Cultural Differences (perbedaan budaya)
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
e) Physical Distractions ( gangguan fisik)
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
f) Poor choice of communication channels ( gangguan komunikasi)
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
g) No Feed back ( tidak ada respon dan tanggapan)
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia.
Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Saat berkomuniksi secara lintas budaya, maka pesan haruslah bersikap etis, dengan menerapkan 4 prinsip dasar yaitu:
a) Secara aktif mencari kesesuaian untuk memperoleh pemahaman bersama
b) Tidak boleh ada prasangka ataupun penilaian secara terburu-buru
c) Menunjukkan rasa hormat kepada budaya lain yang berbeda
d) Mengirim pesan secara jujur.
Pentingnya Komunikasi Antar Budaya
a) Budaya yang berbeda di tempat kerja
Sebagai contoh, Budi seorang karyawan yang berasal dari Sleman Yogjakarta suku Jawa (budaya Jawa), di perusahaan tersebut ia akan berinteraksi dengan Daniel seorang dari suku Batak yang menganut budaya batak, Budaya keduanya berbeda, di mana Orang yang berasal dari suku Batak relatif berterus terang, bicara dengan volume lebih keras dan sulit dibedakan antara marah dengan bercanda. Sedangkan orang yang dari budaya Jawa tersebut kurang berterus terang dan berbicara dengan volume lebih pelan.
Contoh lain Yayuk karyawan P & G Jakarta, dengan demikian Yayuk harus berkomunikasi dengan rekan kerjanya yang berasal dari Amerika. Dalam hubungan kerjanya, seperti dalam rapat, diskusi, pembuatan laporan, kooordinasi akan terjadi perbedaan bahasa. bahkan ketika perbedaan bahasa sudah dapat diatasi, ia masih menghadapi perbedaan budaya.
Dalam kasus ini apa yang perlu dipersiapkan seorang pekerja yang bekerja di perusahaan multinasional? Pertama, harus memahami bahasa yang dipahami oleh karyawan lain. Selain bahasa, yang perlu dipersiapkan yaitu pemahaman budaya, sehingga dapat membantu kelancaran kerja. Karena budaya satu akan berbeda dengan budaya yang lain. Contoh, orang Indonesia terbiasa menanyakan apakah lawan bicaranya “sudah menikah atau belum dan sudah punya anak atau belum atau berapa anaknya?”. Sementara pertanyaan seperti itu untuk orang Amerika dan Eropa merupakan hal yang tidak pantas ditanyakan.
b) Aspek Non Verbal
Perbedaan aspek non verbal menjadi salah satu pembeda budaya satu dengan budaya lain. Oleh karena itu memaknai pesan non verbal tidak bisa hanya berdasar dari pemahaman akan budayanya sendiri. Ada beberapa aspek non verbal yang ditunjukkan pada saat berkomunikasi, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dalam konsep jarak dan bahasa tubuh.
Konsep Jarak: seberapa dekat seseorang harus berada dari orang lain dalam proses komunikasi.
Bahasa Tubuh: Dalam proses komunikasi bahasa tubuh akan melengkapi atau mempertegas bahasa verbal. Namun dalam kasus dimana lawan bicara memang menggunakan bahasa tubuh dalam berkomunikasi, tuna wicara atau peserta komunikasi tidak mempunyai pemahaman bahasa yang sama, maka satu-satunya jalan hanya dengan memahami bahsa tubuh.
Komentar
Posting Komentar